Selasa, 17 Maret 2009

FIRST VERSE: Ch 13: Bellato Empire and Clan War

Cora HQ. Lebih mirip kastil yang dipenuhi aura mistik dan sihir menggelak di tiap sudut. Lelaki dan wanita rupawan berseliweran hilir mudik. Ramai, namun tetap damai dan syahdu. Rata-rata orang menunduk ketika bertemu dengan rekannya. Markas Cora memang terlihat begitu memanjakan mata, kompleks dan indah. Menghilangkan penat setelah bertempur seharian.

Shireeka berjalan menuju kamarnya dengan langkah sedikit terhuyung "Lady Shireeka..." Ucap seorang pria muda dengan nada khawatir "anda terlihat kelelahan..." NoPerfect berkata dengan suara lembut, walau kaku. Shireeka menjawab ramah, meski kelelahan "Proses pemurnian memang menguras sedikit tenaga... Jangan khawatir NoPe... Aku akan segera pulih"

"Tapi, my lady...! Anda sudah menyembuhkan ratusan pejuang yang terluka, memperbarui Force penghalang, dan memurnikan Chronicle dua kali! Bagaimana saya tidak khawatir?" NoPerfect memprotes, Shireeka melambaikan tangannya untuk menghentikan ucapan NoPerfect dan menjawab lembut "Aku tak apa-apa, sungguh!"

NoPerfect akhirnya mengalah. Mereka berjalan memasuki kantor Shireeka. Ruangan ini, sama seperti bangunan Cora lainnya, kebanyakan menggunakan bahan utama kayu. Namun bukan kayu yang dipotong, melainkan pohon yang dibentuk. Sesekali diselingi metal, tapi tak seperti di markas Cora, kayu tetap mendominasi. Simbol force tersamar di setiap lekukan kayunya.

Kamar Shire berada tepat disebelah kantor, dihubungkan oleh pintu berukir dari kayu ek. NoPerfect berdiri didepan pintu lemari "Abrir" lemari rahasia terbuka ketika NoPerfect menyuarakan perintahnya, didalam pintu itu terdapat lorong yang dikanan kiri nya tergantung berbagai macam Chronicle dengan berbagai ukuran. Jumlahnya mencapai puluhan. Sedangkan lorong itu sendiri terbuat dari papan kayu yang disusun dan berdindingkan kayu pohon. Berada diterowongan itu seperti berada didalam pohon hidup.

Didalam terasa sejuk. Penerangan berupa obor mistis yang apinya hanya menyala jika ada yang memasukinya. Apinya berwarna hijau, berpendar pelan namun tak menguragi intensitas cahayanya yang relatif stabil. Bercak cahaya melayang tenang disekitar nyala apinya bagai kunang-kunang kecil.

NoPerfect dengan hati-hati meletakan Nature Tronc Vulcan dan Envenenar Flecha di slot yang ada. Dia berbisik pelan "Mai freden du skal finne..." kemudian dia mencium ujung punggung tangan kanannya dan meletakan di kening. Setelah melakukan itu dia menunduk kidmat dengan tangan kanan menekap sisi dada kiri.

Pintu lemari menutup di baliknya ketika dia melangkah keluar. Terlihat matanya Shireeka sedang memandangi luar jendela. Jemarinya yang kurus menyentuh permukaan kusen. Hati NoPerfect bagai tercabik, dia tau bahwa wanita itu buta. Apa pun yang dilihatnya mungkin berupa bayangan samar yang gelap. Wajah wanita itu terlihat sayu, khawatir, sedih, dan berduka. Timbul rasa melindungi yang aneh dalam dadanya. Begitu menyesakkan.

Dengan hati-hati dia bertanya "Maaf saya lancang... tapi... anda sedang memikirkan sesuatu, Lady Shireeka? Anda terlihat gundah..." Shireeka menoleh. Bibirnya yang tipis membentuk senyuman indah "Terimkasih NoPerfect... Kau perhatian sekali..." Wanita itu kembali menatap jendela "Aku memikirkan Envenenar tadi..."

NoPerfect memberanikan diri mendekati Shireeka, walaupun dirinya merasa begitu tak pantas. "Memikirkan, my lady?" Shireeka mendesah sedih "Ya... aku kasihan dengan Shadow itu. Dia di khianati Mistress nya sendiri... Aku jadi takut..." Shireeka kembali memandang NoPerfect, meski pun bola matanya tak sepenuhnya memandang mata pria itu "...kalau aku juga sudah menyusahkan dirimu... kalau kau merasa terkekang, tidak bebas, atau sudah lelah menjadi Gardien ku... bicaralah. Maka akan kubebaskan bebanmu"

NoPerfect menggeleng "Tidak, my lady! Sekali pun aku tak pernah merasa di repotkan oleh Lady Shireeka! Sungguh aku tulus menjadi Gardien anda!" Kata NoPerfect sungguh-sungguh, seakan bertekad meyakinkan Shireeka bahwa dirinya ada untuknya. Kini jarak antara dirinya dan Shireeka cuma 20 centi meter.

Senyum merekah diwajah sedih Shireeka "Terimakasih, sudah mau menjadi Gardien tuna netra sepertiku..." NoPerfect memandang lembut Shireeka "It's my duty, lady... and my desire in life..."

****

Clear melangkah dengan gontai menuju 'First Blood' Bar. Tempat kesayangannya untuk isi perut dan bikin janji. Bar ini memiliki berbagai macam jenis minuman yang aneh-aneh. Bahkan jamu pun mereka punya! Didepan bar, terpajang body MAU tua yang sudah tak di produksi lagi. Papan kayu yang menghitam dengan lumut dan kerak, bertuliskan First Blood Bar tergantung asal di atas pintu. Clear membuka pintu dan menjejakan kaki ke dalam bar. Pintu yang gerendelnya hampir copot dan tak menutup dengan baik itu selalu berderit ketika di buka. Sampai akhirnya pemilik bar ini menggantung bel diatas pintu untuk menyamarkan deritannya.

Ruangan ini di dekorasi seadanya. Simpel. Meja dan kursi terbuat dari kayu tua, desainnya tak begitu menawan. Bahkan meja-kursi itu terkesan dijejalkan di ruangan bar yang tak seberapa luas. Hanya menyisakan ruangan longgar untuk jalannya waitress. Ada stage di sisi ruangan, yang mana jarang dipakai karna jarang ada live music disini. Penerangan diandalkan pada lampu generator yang sudah usang. Ada Jukebox tua yang selalu mengalunkan musik dengan suara serak, mungkin terdengar seperti suara prajurit sekarat. Namun menambah kesan pada bar unik ini. Ketika Clear memasuki ruangan, Jukebox ini sedang memutar lagu 'Always' dari Bon Jovi.

Clear mengambil kursi di meja konter yang mana langsung di sambut si Bartender "Halo, Clear! Lesu amat lo hari ini?" sapa Leon, si bartender. "A lot of things happened..." Jawab Clear. Leon terkekeh "Sayangnya, kita nggak menjual alkohol untuk anak dibawah umur" Clear menimpali asal "He eh... sayang. Pesen Capucino deh..." Leon tersenyum jahil "Kok tumben? Biasanya kan kamu pesen teh ato jamu gitu" Clear tertawa lesu. Pikirannya terlalu kacau untuk menanggapi lelucon Leon. Lelaki Bellathean itu sepertinya menangkap mood Clear yang kurang bagus. Dia tak melanjutkan perbincangannya.

Sementara Leon sibuk, Clear berbincang dengan Odio via-telepati. Karena tak bisa menggambarkan cerita mimpinya dengan kata-kata, Clear menunjukannya dengan gambaran. Seperti video samar yang diputar ulang. Setelah melihat tayangan siaran ulang itu, Odio langsung diam total dan tak berkata apa-apa. Clear tak mendesak. Dia juga butuh waktu untuk menerima hal itu. Clear memberikan waktu bagi Odio untuk mencerna informasi yang dia dapat.

15 menit kemudian, Leon meluncurkan capucino. Clear pun ngobrol ringan dengan Leon sebentar. Tangan kanannya terasa agak gatal. Odio seperti ingin memberitahukan sesuatu. Akhirnya mereka sampai pada keputusan untuk tidak membahas masalah itu lebih lanjut. Tiba-tiba terdengar pintu pintu dibuka, namun Clear tak dipedulikannya, sampai dia mengetahui siapa yang masuk...

"Leon, biasa" Seekor Flem melompat duduk disebelah Clear. Clear bengong aja melihatnya. Monster pengumpul batu di markas aja sudah cukup aneh! Sekarang malah ada Flem yang menenteng Spadonna memasuki ruangan. Apa lagi flem ini memesan, setelah Leon membawa keluar pesanannya, sebuah Tequila dengan perasan lemon. Gila!!

Penampilan Flem itu cukup nyentrik. Dia memakai tas kecil yang isinya dipaksakan masuk. Tapi memang, Flem itu tak terlihat seperti Flem pada umumnya di depan markas Bellato. "Hi, Reaves, sibuk hari ini?" Sapa Leon sambil mengelap gelas basah. "Yah, gitu deh... Tugas ga kelar-kelar... Terpaksa keliling HQ-Solus-Anacaade deh... Cape..." Kata si Flem yang dipanggil Reaves sambil menyeruput Tequilanya.

"Noh, laporan minggu ini..." Kata si Flem menyerahkan selembar amplop. Leon menerima surat dan menyodorkan surat lainnya kepada Reaves. Clear menaikan sebelah alisnya. Seperti melihat dua informan saling bertukar informasi. Reaves memandangnya dengan penasaran "Ada apa mbak? Nggak pernah liat Flem minum di bar?" Clear menjawab jujur sambil mengerjapkan matanya yang sedikir berair "Baru pertama ini"

"Kalau begitu, kenalin, namaku Reaves! Walau pun aku Flem, tapi kemampuanku setara ma Berserker lo! Suwer!" Reaves melirik jam dinding "Eh, sudah, ya! Tugas memanggil" Flem itu pun menghabiskan sisa tequilanya sekali teguk. What the hell?? Kuat sekali... Setelah membayar, dia pun melesat keluar Bar.

"Flem yang aneh... Apa bar mu ini selalu kedatangan tamu-tamu seru gitu??" Tanya Clear. Leon tertawa "Gitu lah! Tapi jangan kau ejek Flem itu. Gitu-gitu dia sehabatku" Dari pembicaraannya dengan Leon, bisa diketahui Reaves ini mempunyai jaringan yang memungkinkannya melakukan perjalanan antar markas bangsa-bangsa. Reaves juga punya proyek rahasia. Wow, Flem itu lumayan. Jaringannya luas. Setelah berbincang, Leon kembali kedapur.

Diam lama. Baik Clear maupun Odio tak berkata. Gadis itu keasikan menikmati kopinya. Suasana kembali netral setelah Clear rileks kembali dan Odio mendapatkan semangatnya. Sampai akhirnya Odio menggeram pelan. "Dia bangsawan.... orang itu.... aku mencium bau bangsawan yang berkhianat...!" Clear paham, orang yang dimaksudkan Odio adalah Leon "Ikuti orang itu!! Aku ingin memastikannya..." Gadis itu meletakan gelasnya diatas meja sambil mendesah "Kurasa itu ide yang jelek... Disitu tertulis, 'Khusus Pegawai'... Kita bukan pegawai, Odio... kecuali kalau aku melamar perkejaan disini"

"Kenapa?! Hanya masuk saja! Biarkan aku mencicipi darahnya sedikit. Itu cuma prosedur singkat untuk mengetaui apakah dia orang yang kucari" Odio tak mau kalah, dia berusaha meyakinkan Clear untuk mengikuti rencananya. Clear mendesah "Prosedurmu itu agak tak biasa dan bisa mengundang kecurigaan... lagi pula..." Wajah Clear sedikit menegang. Odio merasakan kewaspadaan yang tiba-tiba dari gadis itu "Kita diawasi orang sendiri..."

Odio hendak buka suara, namun Clear memotong "Perhatikan orang disana..." Clear melirik orang yang berada di pojok ruangan. Seorang lelaki setengah baya yang membaca koran "Anacaade Express... Koran itu hanya terbit seminggu dua kali. dan terakhir kali aku ingat, terbit tiap hari selasa... which is, dua hari yang lalu. Padahal dia berlangganan Bellato Times, koran harian. Kenapa juga dia harus membawa Anacaade Express yang terbit dua hari lalu? Seingatku juga, Anacaade Express adalah koran ellite yang lingkup pemasarannya terbatas pada orang kaya atau patriot tingkat tinggi. Lagi pula... di Anacaade-lah, Twilight Shadow, Divisi Pengintaian, Intelegen, dan Markas Ranger berada..."

Clear menyeruput kopinya sedikit "Om itu juga sudah mengikuti kita sejak kita memasuki pertigaan daerah sini. Kulihat dia 'menunggu' kita sambil membaca koran yang berbeda" Clear tersenyum "Dari mana aku tau dia berlangganan Bellato Times? Lihat pulpen yang terselip di kemejanya? Itu hadiah limited edition bagi pelanggan setia Bellato Times"

"Lalu lihat kakek itu..." Kali ini Clear melirik kakek tukang bersih-bersih bar ini "Dia terlalu kuat untuk kakek seusianya... Orang tua jarang memegang tongkat pel seperti itu. Mereka cenderung mengerjakan pekerjaannya pelan-pelan. Dia terlalu cepat. Kakinya pernah ditembus peluru Bolt Riffle, 35 mm, di kaki kanan. Menurutku itu luka baru, terlihat dari cara berjalannya. Masak sih Archon Denegan kejam sekali menurunkan tua renta kedalam perang? Refleknya bagus ketika aku melihatnya menagkap tongkatnya yang tak sengaja jatuh tersenggol si waitress. Tangannya seperti tangan Infiltrator yang biasa membuat bom. Aku bisa mencium bau mesiu samar-samar di tubuhnya. Yang jadi pertanyaan... apa dia ini kakek beneran?"

"Dan waitress itu... Kacamatanya palsu. Aku tak melihat adanya bekas kacamata, untuk orang yang sering memakai kacamata, pasti ada bagian yang tak terkena matahari sehingga menimbulkan belang pada kulit. Cara berjalannya tidak seperti waitress yang cekatan, tapi seperti ranger yang sigap. Gerak-gerik matanya seperti sedang menerkam mangsa saja. Lagi pula, waitress tipe pemasak dan penyaji makanan yang baik selalu menguncir rapi rambutnya agar tidak mengganggu... Tapi rambutnya itu menutupi telinga. Mungkin untuk meyembunyikan alat komunikasinya? Siapa tau deh"

"Jadi, pikir dua kali sebelum kau bertindak, Odio. Di medan perang mungkin kau akan diintai musuh. Tapi di markas, kau diintai bangsamu sendiri" Kata Clear pelan pada Odio sambil menghabiskan kopinya. Odio mengerang pelan "Dan sejak kapan kau jadi Sherlock Holmes gitu, Clear? Kau membuatku takut saja..." Clear terkekeh "Sejak Archon Denegan membuka segel ingatanku... perlahan aku teringat pelajaran Agent Gwendolyne Haltoff. Orang pengintaian. Dia pengajarku waktu aku di akademi dulu" Clear kemudian menirukan pengajarnya itu " 'Selalu perhatikan keadaan sekitar. Keanehan sekecil apapun adalah petunjuk mata-mata sedang mengawasimu.' "

Clear mengeluarkan dompetnya, mengambil uang secukup untuk membayar pesanannya. Waitress itu mendekat "Terimakasih atas kunjungannya! Datang lagi lain kali!" Ucap si waitress ceria. Clear terhenti, kemudian dia nyengir jahil, dia memutuskan untuk memberi si waitress tip "Kalian level berapa sih? Apa kalian sudah lulus pelajaran Pengintaian di akademi?" Bisik Clear pelan. Sontak si waitress kaget "Sampaikan salamku pada cc Gwen, ya" Kata Clear menepuk pundak si waitress "Adios, espion!" Serunya di mulut pintu, melambaikan tangannya sambil berlalu.

Setelah Clear sudah tak terlihat lagi, si waitress mendesah "Ternyata dia lebih susah dari perkiraanku..." Pria setengah baya itu melepas kumisnya. Tampaklah dia masih muda, umur 21 tahunan "Hmm... Teliti juga dia..." Si kakek-kakek melepaskan wig dan jenggot palsunya "Kok dia bisa tau ya?"

Dari dalam, Leon keluar "Lo? Clear sudah pulang? He? kalian kok udah bongkar samaran gitu?" Ketiga mata-mata itu menunduk "Maafkan kami kk... dia sudah tau penyamaran kami..." Leon menyilangkan tangannya didada "Hmm, ya sudahlah... Nanti kuminta tolong Clowreedt... Lagi pula, siapa yang akan curiga pada seekor Chotty seperti dia?"

****

SilverDoom mendarat dengan kedua kaki metalnya. Portal Accretia berputar diatasnya sementara udara kering dan panas menyerbu sirkuit bagian dalam. Sette memang cocok untuk dijadikan tempat rusuh, hawanya begitu panas merangsang. Sekali kau bertarung di tempat ini, akan susah untuk berhenti.

Efek Stealth Charger ciptaannya sendiri bekerja dengan sukses, bahkan sesama Accretian tidak mengetahui keberadaannya. Optiknya menyusuri setiap inci sekitar portal, ketika kameranya menyapu atas tebing, dia segera menemukan apa yang dicarinya. Optimus terlihat membalas tatapan matanya dengan posisi tiarap, menghindari siapapun yang mungkin mengetahui posisinya, kecuali Doom.

Dengan susah payah Doom memanjat tebing batu tanpa peralatan memadai. Ditambah beban tas dan SI ML, akan susah sekali untuk mencapai puncak. Walau menggerutu, Doom tetap tak pantang menyerah. Akhirnya, tangan Doom berhasil menyentuh permukaan landai di puncak tebing. Optimus buru-buru membantunya naik keatas.

"Si4l4n kau, Opti! Nggak ada tempat yang lebih susah lagi buat ketemuan, ya??" Sindir Doom. "Yah, maaf! Hari ini Sette agak ramai. Aku tak mau terjadi keributan..." Optimus membela diri dengan menjabarkan keadaan. Doom mendengus "Yawda! Sekarang lu butuh apaan??"

"Jadi perantara untuk kita donk di Kekaisaran..." Kata Optimus to the point. Doom terkejut sampai optiknya membelak lebar "What the? Maksud?" Optimus menjelaskan "Yah, kita butuh seseorang untuk memberi taukan kabar-kabar dari Kekaisaran. Cuma Accretia yang sedikit alot mendekatinya... Tidak perlu sampai menjadi emisari atau melakukan pengintaian seperti intel, cukup memberi taukan ada kabar apa saja. Baik itu riil atau sekedar kabar burung"

"Dan kau mengharapkanku untuk menjadi perantara penyatuan tiga bangsa versimu itu?" Doom menggeleng "Entahlah, Opti. Kekaisaran begitu ketat sekarang. Aku saja, untuk bisa duduk dengan mu sekarang, harus menggunakan Stealth Charger dari markas... Setelah Rebirth, semua jadi agak kacau..." Doom mengeluarkan dua kaleng Root Beer dan menawarkannya pada Optimus. Mereka meneguk minuman itu sedikit sebelum melanjutkan "Setelah aku membawa mayat HellHound ke HQ, warchon Xziebertx terlihat begitu murka. Hampir saja aku diamuknya waktu itu. Kau tau, Accretia tidak seperti dulu lagi..."

"Jadi kau tak bersedia...?" Optimus menebak dengan kecewa "Yaa... gimana ya? Susah, Opti! Bukannya gue ga mau bantu lo..." Doom menjawab juga dengan nada sedih "Hm... aku harus bilang apa ke Tuan Raxion ya? Habis, satu-satunya Acc yang bisa kupercaya cuma kau, Doom..."

Doom serasa core nya disetrum. Adernalin mengaliri kabel-kabelnya ketika mendengar nama Raxion disebut. Menyuntikan energi tak terduga "R-Raxion??" Optimus meneguk Root Beernya dengan agak kaget "Iya... Lo, aku belum cerita kalau aku asistennya Tuan Raxion ya?" Kabel Doom menegang senang. Optiknya memancar terang "Bilang dong dari tadi yang minta Bos Raxion!!! Klo bos Raxion yang minta, apa pun wa jabanin deh!!" Seru Doom sambil mengacungkan SI ML nya.

"Oh! Jadi kamu mau?!" Optimus ikut bersorak "Aku tidak akan bertanya dari mana kamu tau Tuan Raxion, pasti nggak kamu jawab. Tapi aku berterimakasih kamu mau membantu kami!!" Doom tertawa "Bos Raxion itu idolaku, juga guruku... mana mungkin aku menolaknya?"

Akhirnya mereka sampai pada suatu kesepakatan. Setiap satu minggu, Doom dan Optimus akan bertemu untuk bertukar informasi. Kini SilverDoom bergabung dengan para Chronicle Seekers. Setelah menghabiskan satu krat Root Beer, mereka pun turun bukit dan berpencar sesuai tugas masing-masing.

Optimus berjalan menuruni bukit. Debu-debu berterbangan seperti sekawanan kabut yang menyerang mangsa. Setelah beberapa jauhnya, Optimus mendapati seekor Chotty berbulu perak tergeletak di atas pasir merah. "Hey! Oy Chotty!! Kamu nggak apa-apa?!" Optimus mendekati si Chotty. Chotty itu terengah-engah mengulurkan tangannya yang mungil "...a... air...air..."

Optimus merogoh tasnya. Mencari-cari apa yang bisa digunakan untuk meredakan dahaga si Chotyy itu. Tapi... Damn! accretia kan tak butuh air!! Kemudian tersentuh olehnya sebuah minuman kaleng. Bir Bintang.

"A-aku nggak punya air! Adanya ini..." Namun Chotty itu tak peduli dan meminumnya sampai habis.

"Wah! Terimakasih! Aku jadi segar kembali!!" Kata si Chotty bangkit "Kau adalah Accretia yang baik! Jarang aku menemui Accretia sepertimu!!" Optimus menggaruk belakang kepalanya "Er... Syukurlah kamu tidak apa-apa... Tapi, apa yang kau lakukan disini? Seingat memory cardku... Chotty habitatnya kan di Ether..."

Chotty itu bergoyang-goyang kepanasan "Aku butuh menggambar peta Sette! Aku juga baru pulang dari menggambar peta Haram dan Armory. Sekarang aku harus ke Bellato untuk menggambar Anacaade!" Dia menunjukan seperangkat alat gambar peta dan kertas hologramnya.

"Wow, pekerjaan Chotty berat juga, ya?" Optimus berkata. Si Chotty mengangguk bersemangat "Iya! Padahal dengan kemampuanku menyelidiki daerah lawan, aku bisa direkrut jadi intel lo!" Optimus tertawa "Haha, mungkin kau sebaiknya diet dulu..." Chotty itu ikut tertawa.

"Baiklah, Chotty, mau aku antar ke portal Bellato? Sette tempat rusuh, aku khawatir kau mungkin tak akan sampai portal Bellato tanpa bertemu dengan bangsa lain... Kau mangsa yang sangat empuk bagi orang iseng, Chotty..." Optimus menawarkan. Si Chotty bergerak kenan ke kiri, bulunya menari seirama. "Wah, terimakasih tuan Accretian!!" Optimus tertawa "Haha, panggil saja aku Optimus! Kau punya nama, Chotty?" Chotty itu menjawab dengan nada melengking yang riang "Namaku Grape S. Clowreedt, Optimus! Senang berkenalan denganmu!"

Mereka pun melakukan perjalanan menuju Portal Bellato. Sesekali menghindari kelompok patroli dari tiap-tiap bangsa. Sesekali Optimus membopong Clowreedt untuk kabur dari gerombolan perusuh. "Er, Optimus, kamu itu dewa ato cupu sih? Bawanya SI Hora Axe +5 tapi kok kabur mulu??" tanya Clowreedt blak-blakan. Optimus mendengus geli "Bukan dua-duanya. Banyak hal yang terjadi..."

"Apa, kamu jadi semacam Turn Coat gitu?" selidik Chotty. Optimus menggeleng "Bukan. Hanya terdapat masalah dengan perbedaan cara memandang dunia..." Clowreedt menimpali asal "Ow! Apakah kau optikmu mengalami sedikit kerusakan begitu? Lalu selama ini kau tinggal dimana? Adakah orang lain yang bersamamu? Apa kamu bergabung dengan bangsa lain yang melarikan diri??" Optimus memandang Clowreedt lekat-lekat "Hey! Apa aku merasakan Chotty ini menyelidikiku? Ooh, ada apa, 007??" Optimus menggoda Clowreedt. Si Chotty bergoyang-goyang lagi sambil tertawa "Haha, Chotty memiliki keingin tauan yang besar!"

Optimus dan Clowreedt cepat cocok satu sama lain. Mereka membicarakan banyak hal yang keluar topik dengan santainya. Tak terasa, mereka sudah sampai disekitar Portal Bellato. Optimus menghentikan langkahnya "Ya sudah, Clow... aku hanya bisa mengantar sampai sini. Aku nggak mau terlihat para penjaga Portal" Katanya kalem. Clow berkata "Ok deh! Makasih ya Opti!" Dia kemudian mengaduk-aduk isi tasnya dan mengeluarkan setumpuk peta "Nih, aku kasih! Makasih dah dianter ya. Jaga dirimu!"

"Kau juga, mahluk berbulu" Dengan susah payah, Optimus menerima peta-peta itu dan memasukannya ke tas. Diawasinya kepergian Chotty itu sampai menghilang di Portal. Rasanya sepi juga setelah itu. Berbincang dengan Chotty itu membuatnya senang. Namun, Optimus harus mengakui, Clowreedt lebih dari seekor Chotty. Dia merasakan sesuatu yang tersembunyi dari mahluk berbulu itu.

****

Perpustakaan Bellato.
Diarea ini, lebih didominasi oleh Spiritualist dan Specialist. Mereka rata-rata membaca buku sesuai mata jurusannya. Ruangan ini dilengkapi oleh pendingin ruangan yang memadai, walau pun mesin pendingin itu mengeluarkan bunyi mendengung yang cukup keras. Buku-buku dijejalkan di rak. Disusun berdasarkan jenisnya. Walau pun memang, beberapa buku berada tidak pada alamnya. Penerangan yang cukup dan suasana asik serta menunjang dari masing-masing individu, membuat siapa pun yang belajar atau membaca disini betah berlama-lama. Nampaknya, semua orang yang datang kesini telah beritikad untuk belajar dan membaca.

Eh, salah, tidak semua orang. Jangan lupa sama pasangan pemuda-pemudi yang sedang dimabuk cinta di pojok ruangan sana. Tertutup oleh buku, mereka saling bermesraan... Wa laporin ke penjaga perpus, yang mantan Berserker bawahannya Julian, baru tau rasa tuh pasangan tidak senonoh... Belum pernah coba in Pressure Bomb dengan SI Hora Sword mereka...

Clear berhenti di sebuah rak dengan kode sejarah. "Well? Apa yang akan kau lakukan, my vessel?" Tanya Odio. Clear menjawab sambil memilih-milih buku "Yah, aku ingin mengetahui sejarahmu... sejarah Clan Bellato" Odio mendengus "Sebaiknya jangan, deh... Untuk apa kamu melihat-lihat masa lalu? Pandanglah masa depanmu" Jari Clear berhenti di punggung buku berjudul 'History of Bellato Empire' saat Clear menjawab pertanyaan Odio "Yah, kamu kan sudah tau beberapa masa lalu ku. Aku ngga keberatan untuk tau masa lalu mu, kok"

"Lagi pula, ini perpustakaan. Siapa pun berhak mendapat ilmu dari gudang buku ini. Tapi motif utamanya, aku penasaran" Clear tertarik pada buku yang berjudul 'Clan War of the Past'. Akhirnya dia memutuskan untuk membawa beberapa buku sekaligus. Odio memandangi buku itu dengan sinis "Kau tak perlu melakukan ini... akan kuberitau kalau kau minta"

"Pasti ada yang kau sembunyikan... aku butuh fakta. Penjelasanmu sangat berdasarkan pendapat pribadi" Kilah Clear sambil membuka halaman awal 'History of Bellato Empire'. Odio kadang mengoceh atau mengomentari beberapa bab yang dirasa tak sesuai kejadian aslinya. Clear berhasil membuktikan, kalau orang dari masa lalu rata-rata agak cerewet. Odio berpendapat, bahwa buku ini sengaja dibelokan dari sejarah aslinya untuk menutupi aib clan tertentu, mengadu domba antar clan yang masih tersisa dengan cerita palsu, atau menyetir cara berpikir generasi baru.

Clear menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdiskusi dengan Odio. Dari apa yang didiskusikannya, Clear sampai pada suatu kesimpulan, ringkasan sejarah Bellato.

Dulu, sekitar berada-abad yang lalu, Bellato adalah bangsa yang berjaya. Sifatnya yang nyaris 100% mirip manusia membuat mereka menerjang segala aral melintang demi menguasai planet sekitar. Mereka ciptakan senjata mutakhir untuk melenyapkan penghalang. Sudah puluhan planet habis di ekploitasi bangsa ini, yang mana membuat Clear bergidik ngeri, atau hancur karena perang Bellato dengan bangsa asli planet tersebut. Bellato waktu itu berkoloni diatas Space Ship raksasa yang selalu mengorbit di planet jajahannya.

Di buai oleh kekayaan tujuh turunan, pejabat Bellato banyak yang korup. Terjadi kesenjangan sosial di masyarakatnya. Permusuhan antara si kaya dan si miskin, si yang berkuasa dan yang terlantar, semakin meruncing. Beberapa orang yang masih sehat hatinya membentuk barisan pemberontak pada pemerintahan koruptor. Orang-orang yang berpikiran bebas, tak peraturan semu, tak silau oleh harta, dan tak terlena jabatan. Ditengah gejolak ini, Bellato Empire menemui ajalnya...

Malang ketika mereka menyerang sebuah planet kecil, mereka kalah dalam adu senjata dengan bangsa penghuninya. Diketahui bahwa bangsa itu adalah bangsa robot ekso skeletal. Cikal bakal dari Accretia Empire. Keadaan berbalik. Space Ship koloni Bellato dibajak habis-habisan. Pejabatnya dibunuh, rakyatnya dijadikan budak. Accretia memanfaatkan sumber daya Bellato dengan baik, yang tak pernah dilakukan bangsa Bellato selama puluhan tahun masa kejayaannya, dan membentuk Empire baru. Bellato Empire yang perkasa sudah habis masa jaya nya dan tak pernah terdengar lagi selama berabad-abad kedepan.

Pasukan pemberontak yang berhasil melarikan diri, mencoba menyelamatkan temannya yang dijadikan budak. Hanya sedikit yang tersisa. Mereka kemudian mengumpulkan sisa-sisa tenaga untuk membangun bangsa persatuan baru dengan menghimpun segala daya dan upaya. Bangsa penemu yang bebas layaknya angin, memiliki pemikiran sederhana. Setelah beberapa abad, Bellato Union bangkit dari keterpurukan untuk melindungi Lost Technology dari bangsa lain.

Namun ternyata, pengkhianat ada dimana-mana. Bellato terdiri atas beberapa Clan, waktu itu. Beberapa dekade sebelum Union memasuki Novus dan berperang dengan Cora atau Accretia. Terjadi kegegeran antar Clan, atau disebut durgrimst. Ke empat Clan menyatakan saling perang. Para pemimpin Clan tersebut adalah Guerrero of the Solar Streak, Guarda of the Twilight Shadow, Sorciere of the Moonlight Luster, dan yang terakhir, yang paling netral, Neutre of the Daybreak Sparks. Ya, di jaman sekarang, nama-nama Clan itu dijadikan nama jurusan di akademi Bellato, serta nama divisi sesuai profesi.

Odio mengaku, dia adalah pangeran dari Clan Guerrero namun tetap mengajar di clan-clan lain yang membutuhkan bantuannya. Dia melakukan ini utnukmenghentikan perang antar clan yang membuat banyak orang menderita. Muridnya yang paling muda dan paling antusias dalam hal belalajar adalah Ell Dun Tanta dari Clan Neutre, Race Manager Bellato sekarang. Namun, disitulah letak kesalahannya.

Orang kepercayaan Odio mengkhianatinya dan melaporakan Odio sebagai pengkhianat. Odio di hujat habis-habisan atas idelalismenya untuk menyatukan semua Clan. Akhirnya perang antar Clan berlangsung saat dirinya dipenjara. Banyak yang tewas sia-sia dalam perang itu. Odio yang berhasil kabur dari penjara segera mengakomodasi orang-orang untuk berlindung ditempat yang aman. Semua pemimpin Clan mati. Menyisakan dia sebagai pewaris tunggal Union.

Tahun-tahun damai sempat dilewati Odio. Bahkan, dia sempat ikut memimpin Bellato untuk mendarat di Novus. Namun, waktu itu sudah berakhir. Odio di tusuk dari belakang oleh orangnya sendiri dan menaruh dendam kesumat yang cukup kuat untuk bisa tinggal di dalam Chronicle.

"Yah, beberapa survivor dari perang itu masih ada. Pastinya. Tapi kupastikan mereka tak bisa main-main lagi soal itu sekarang. Terutama jika Archonmu adalah orang yang hebat seperti yang kalian semua banggakan" Ucap Odio mengakhiri ceritanya. Clear termangu, "... durgrimstvren..." ucapnya pelan. Odio langsung beraksi "Apa?" Clear mengulangi perkataannya tak yakin "Durgrimstvren? Uh, tiba-tiba saja aku ingin mengucapkan itu... Apa ini ada artinya?"

"Itu artinya perang Clan! Itu adalah Ancient Words! Dari mana kau tau?" Odio ganti bertanya "Yah... anggap saja aku pernah membacanya disuatu tempat" Clear menjawab ragu. Mereka terdiam cukup lama sebelum Clear memecah kesunyian "Aku harus cepat-cepat mendapatkan kembali ingatanku..."

****

Setelah pertemuannya dengan Optimus, SilverDoom bagai teringat akan sesuatu. Sesuatu yang selalu membuntutinya jika dia sedang bersama Raxion. Diarahkan dengan segera kaki metal miliknya menuju Crag Mine.

Bulan bersinar terang nan syahdu. Cahaya pucatnya membuat ilusi pada objek yang terkena sinarnya. Bayangan yang merangkak membuat pemandangan jadi kontras. SilverDoom menikmati suasana sendu itu sambil terus berjalan. Disuatu tempat di CM, tersembunyi dari dunia luar. Doom berdiri "Sudah lama sekali ya, Raxion? Apa kamu masih ingat? Muridmu yang satu lagi..." Accretian itu berbisik pelan.

Ditengah kristal Holy Metal yang bersinar redup, terdapat nisan dari batu yang diukir seadanya. Sickle Knife yang sudah karatan menancap di belakang nisan tersebut.

Here lies in peace Clearlite.
Pupil of Raxion and rival of SilverDoom.
May your sacrifice be remembered by timeless flow.
Akh sartos oen durgrimst!

2 komentar:

  1. firsblood bin pertamax.....

    baca...bca dan baca...........

    BalasHapus
  2. Wah, ga ada lanjutannya lagi yah. Pingin nostalgia

    BalasHapus