Di sebuah ruang kantor megah, Ashley berdiri menghadap seseorang yang duduk di kursi dibalik meja. Orang tersebut membaca sebuah dokumen "Hmm, menarik. Jadi kita melihat ada pemain lama disini... Prime, eh?" Orang itu bergumam. Ashley mengangguk "Ya, saia sudah pastikan. berdasarkan energy reading yang saia analisis di Ether, walaupun lemah, tapi bisa di pastikan itu milik OptimusPrime"
"Weks Ashley, bicaramu itu kok bikin aku merinding. Kek ngomong sama siapa aja... Wa kan temen lu?" Kata orang itu sambil nyengir "Yah, terbawa formalitas. Habis, wa kan lagi bicara ma orang nomor satu se Bellato. Archon gitu loh... Gimana ga formal..." Ashley berkilah
Orang di kursi tertawa renyah "Haha, kesampingkan masalah jabatan dulu. Dibalik pintu ini, kamu bebas manggil wa apaan" Kata Archon
"Thanks, Denegan. Cape juga ngomong formal sama lu. Aga ga rela gimana gitu..." Canda Ashley "Anyway, wa juga udah tanya ke Grimoire. Apakah Clear kumat karna 'penyakitnya' yang dulu ato gimana. Ternyata," Ashley berhenti, melirik Denegan yang kini membuka lembaran dokumen yang bergambarkan simbol2.
"Bukan. Ini masalah baru lagi" Sambung Ashley masih memperhatikan Denegan membuka2 halaman per halaman dengan seksama. Mata Denegan sedikit terbelak tatkala dia melihat sesuatu yang familiar dimatanya. Dia tersenyum sambil membelai salah satu symbol "Chronicles... Jadi Clear di tunjuknya untuk menjadi Vessel?""
Ashley melanjutkan dengan nada rendah "Begitulah. Padahal udah cape2 kita segel ingatannya, di batasi kekuatannya, dikasih sangsi penggunaan pula! Kok malah jadi vessel..."
Denegan bersandar kekursi "Yah, tapi baik Clear ato Chroniclenya ga isa di salahin lah... Clear itu kan ga minta di kasih kekuatan yang aneh2... terus soal Chronicle, itu cuma alat biasa. Soal mempengaruhi vessel kan tinggal apa yang bercokol di dalem Chronicle itu"
Denegan mendesah "Ini salahku... coba aku hentikan tragedi dua tahun lalu lebih cepat... pastinya semua ini nggak akan terjadi..." Denegan memandang Ashley dengan perasaan bersalah "Bahkan temanku yang caper ini nggak perlu kehilangan mata dan tetap bisa menjadi Astralist..."
Ashley memberi tatapan tegar. Mata robotnya mengecil "Oh come on. Wa aja udah bisa melalui masalah itu. Hadapi aja apa yang di depan mu, Dene"
Sang Archon tersenyum "Hehe, bener" Denegan membuang pandangan keluar jendela "Gimana soal Deception?" Tanyanya dengan nada tegas tapi santai "Dilaporkan kemarin Ether di serang oleh dewan acc dan guildnya yang memakai Deception untuk mengambil Chronicle" Ashley menjawab sambil duduk di kursi depan meja tanpa di persilahkan.
Pegel juga berdiri dari tadi nggak disuruh duduk ma sang Archon... "Makin merajalela aja ini Deception. Mungkin besok ga ada perang antar Accretia-Bellato-Cora. Yang ada perang antara Deception-Vanguard..."
Denegan membuang nafas sambil menaikan kedua kakinya diatas meja tanpa mengalihkan pandangan dari jendela. "Ehem ehem... Pak Archon..." Ashley berdeham. Denegan sedetik bingung, ditatapnya Ashley, tapi kemudian dia menurunkan kakinya dari meja, nyengir malu "Maav, kebiasaan..."
"Pokoknya," Ashley meneruskan "Kita tidak bisa membiarkan Deception terus2an berkembang biak... Kita hukum mati saja pengguna Deception... Larang penggunaannya... di tracking..."
Denegan menaikan alisnya "Bukannya sudah?" Ashley membelak "Sudah? Kok aku ga di kasih tau?" Denegan tersenyum kecut "Sebenernya sudah. tapi ternyata bandar Deception cukup licin. Bikin Jammer radar kita... Pengguna Deception yang tertangkap langsung di hukum mati kok. Tapi keknya, banyak rakyat kita ga terima liat bangsa laen pada pake Deception... terus protesnya ke aku. Cukup bikin wa minum obat sakit kepala 3x sehari. Sampe dilarang Grim. Minum obat terus2an ga bagus katanya"
"Haha, pak dokter kita masih peduli juga ternyata. Eh, tapi Dene, wa kok dapet laporan dari anak buahnya Gwen, bangsa laen juga pada protes ke Archon masing2 kenapa Deception dilarang. Katanya mereka juga liat bangsa laen pada make... Termasuk bangsa kita..." Kata Ashley merebahkan badan ke punggung kursi.
"Jah, lingkaran setan ini namanya... Oh, ya" Denegan melirik Ashley dengan tatapan jahil "Gimana kemajuanmu pdkt ma Gwendolyne?" Muka Ashley bersemu merah. Dia tersenyum malu2(in) sambil mengaruk belakang kepalanya "Yaaa... gimana yaa...?" Ashley terlihat ingin curhat sama Denegan, tapi diurungkan niatnya itu, dan mengalihkan topik pembicaraan "Udah deh, ngomongin soal cara berantas Deception aja..."
Denegan nyengir, dia tau usaha Ashley tapi membiarkannya "Kalo soal Deception. Wa udah nyiapin rencana... Wa mau kerja sama ama Accretia dan Cora"
Ashley berdiri dari kursi saking kagetnya. Tangannya menggebrak meja. Baik Mata maupun optiknya membelak "Sumpe lu?!"
"Lah, gimana? Tau sendiri 'kan, klo masing2 bangsa ternyata ga trimaan liat bangsa lain pake Deception. Pasti mereka juga, paling enggak, punya pemikiran sama klo Deception dilarang. Cora pasti iya. Enggak tau klo acc. Bagus juga kan klo ketiga bangsa bekerja sama memberantas Deception? Nice shot, huh?" Jelas Denegan tetap tenang. Seperti sudah bisa menebak reaksi Ashley.
Diwajah Ashley tersirat protes, khawatir, kaget, takjub, dodol, dan lain2 "Tapi Dene--!" Denegan mengangkat tangannya "Ya, aku tau. Mungkin banyak orang2 yang bakal protes... ketahuilah Ash, perang ini juga tidak membawa apa2 bagi kita di New Novus ini... Keadaan sudah berubah... Lagi pula..."
Denegan berdiri menghampiri sebuah rak dan mengambil salah satu buku. Buku itu sudah usang dan terbakar di setengah sudutnya. Dia memberikan tatapan kejam dan penuh dendam kepada buku itu "Musuh kita yang sebenarnya adalah Herodian... yang menyebarkan Deception ini..."
Sebuah buku bertuliskan 'HERODIAN'
"Waktu kita sedikit... terlalu sedikit..."
****
Clear terengah2 sampai depan kantor Dewan. Dia harus mengatur nafasnya dulu biar ga kelihatan capek. Gengsi donk, masuk ruangan dewan tapi keliatan loyo...
Terdengar jawaban dari dalam setelah Clear mengetuk pintu tiga kali "Passwordnya dulu ^^" Jah, kk Ashley, canda mulu... batin Clear. Tapi dia nekat masuk. Bodo amat... -_-a
Ternyata di dalem udah ada Regun, Dean, ma Dylan. Mereka juga sama bingungnya sama Clear. Satu2nya logika yang kepikiran, mungkin mereka di minta menjelaskan ulang secara detil tentang apa yang terjadi di Ether. Atau mungkin kontrol tugas? Tugas baru?
"Gimana, Clear? Udah mendingan?" tanya Ashley "Yah, gitu deh kk. Biasa aja kok" Jawab Clear "Bagus deh klo gitu, berarti udah fit buat ketemu sama bintang tamu kita."
Ashley berdiri mempersilahkan orang masuk "Silahkan masuk Pak Archon" Sontak semua kaget. Masuklah seorang pria muda berjas Archon kedalam ruangan. Wajahnya selalu terlihat riang. Dia adalah Denegan Fossler, Archon termuda sepanjang sejarah Bellato. Tapi dia jeniusnya luar biasa. Katanya dia pernah membuat sesuatu yang disebut 'Chronicle'. Entah apa itu.
Seperti di komando, para patriot muda ini langsung memberi hormat "Archon, sir! Reporting for duty!" Denegan melangkah masuk dengan mengibaskan tangannya "At ease, you all" Serempak mereka kembali ke posisi siap "Sebutkan identitas diri kalian, patriot!" Seru sang Archon. Untuk formalitas aja. Sebenernya si Archon udah kenal sama mereka semua. Karena diam2 latihan yang mereka jalani di awasi oleh Denegan.
"Regun Faden, sir! Infiltrator tingkat 40. Divisi 'Twilight Shadows'"
"Dylan Noreen, sir! Holy Chandra tingkat 40. Divisi 'Moonlight Luster'"
"Dean Hedge, sir!! Shield Miller tingkat 40. Divisi 'Solar Streak'"
"Clear Solarize, sir! Armor Rider tingkat 40. Divisi 'Daybreak Sparks'"
Denegan diam sebentar, memandang para bawahannya. "Mulai sekarang kalian di bebaskan dari Divisi masing-masing!!"
Jantung keempat sekawan itu langsung berhenti berdetak rasanya mendengar perintah dari sang Archon...
Empat sekawan langsung berpandangan satu sama lain. Tersirat dalam wajah mereka yang polos2 o'on 'maksudnya, kita di pecat nih?'
Archon Denegan yang membaca ekspresi ngenes itu langsung menjelaskan "Kalian nggak gua- maksudku- saia pecat kok. Kalian cuma akan saia pindahkan ke divisi lain... Divisi khusus..."
Clear berpikir, serius nih? Kita kan cuma cupu2 tingkat 40. Jangan2 divisi khusus ini isinya anak2 bandel yang alot banget naek level nya?? Uwaaa!! Ga mau!!!
Denegan berjalan mengelilingi mereka. Seperti menilai sebuah benda seni. Dan dia berhenti didepan Clear. "Berita lebih lanjut akan disampaikan oleh Ashley, sementara itu..." Mata cerdik itu menatap langsung mata kelabu milik Clear. tatapan yang mengandung berjuta arti entah apa saja itu. Kege-er-an di liatin archon, dianya salting...
"Clear, bisa ikut saia sebentar??" Tanyanya. Suara yang berisi paksaan halus. Clear merasa ada sesuatu. Regun mengeluarkan suara yang mirip protesan pelan. Dylan meliriknya cemas. Dean juga memandangnya. Ada apa sih?
"Y..ya, pak" akhirnya Clear nurut aja dibawa si Archon entah kemana.
Pintu ruangan ditutup.
Sunyi beberapa saat.
"Kenapa sekarang?! Bukannya katamu harus nunggu paling enggak 7-10 tahun lagi??" Dean menggebrak meja dengan nada tinggi. Matanya diarahkan tepat pada Ashley "Yeah! Padahal kk Denegan sendiri yang bilang! Kenapa malah sekarang?!" Regun ikut2an protes "kk Ashley, kk harus beri kami penjelasan!" Dylan pun nggak mau kalah.
Ashley mendesah "Kalau bisa menunggu, kami pasti akan menunggu sampai seribu tahun lama, klo perlu. Tapi itu memerlukan waktu. Dan waktu adalah sesuatu yang kita tidak punyai sekarang"
Dean mendelik "Berbelit2!!" Ashley menggaruk bagian belakang kepalanya "Nih, baca sendiri! Wa males jelasin! Disitu ada sebabnya kenapa harus sekarang!" Dia melemparkan folder dokumen kearah Regun "Menu Kafetaria Akademi Bellato Minggu Ketiga Bulan juni?? Apaan nih?! Emang apa hubungannya sama menu kafetaria?!" Regun membaca keras2 sambil mengacungkan folder tersebut.
"Ups, salah ambil folder. Ini dia" Kali ini Ashley memberikan folder yang benar. Regun yang baru membuka folder langsung terkejut dengan lebaynya "OMG!!! Jadi ini?!" Dean yang gemas melihat kelakuannya langsung menimpuknya dengan buku yang ada diatas meja. Ashley lah yang protes "Oy, klo mo nimpuk orang pake buku sendiri euy!"
"Sori2... sekarang, ini apaan?" Dean mendekatkan wajahnya ke folder. "kk, aku ga isa liat >.<" Dylan pun mendekat "Woy! Aku ga isa baca! ketutupan gundulmu ki!!" Ucap Regun dengan logat bumi kuno. melihat para juniornya malah berebut mbaca, kek monyet rebutan kacang di BZP (Bellato Zoo Park) Ashley ambil inisiatif untuk menjelaskan ringkasan yang ada di folder tersebut "Ude2!! Wa aja yang baca!! Dodol semua kalian... -_-a"
Ashley mengambil folder tersebut dan mengangkatnya agar bisa dilihat jelas "Kalian tau ini apa?" Katanya "I-itu folder kan?" Jawab Dylan polos "Iye tau ini folder! Apa ini kliatan kek ember?? Maksudku, isinya apaan..."
"Ya, meneketehe lah... kita kan lom sempet baca..." Kali ini Dean menjawab "Dudutz!! Tadi tuh pertanyaan retorika doank!! Ga usah dijawab o'on! Parah2..." Ashley melotot seram pada junior2nya sampe mereka pada mengkeret "oke, serius mode: on... Folder ini berisi catatan aktivitas luar angkasa yang kita pantau dari orbit novus"
*) Bellato, seperti halnya Acc dan Cora, memantau Novus dan sekitar dari orbitnya. Namun, mereka sama2 menggunakan stealth satellite agar tidak diketahui diaman satelit tersebut (klo ketauan pasti update planet war udah release, soale war di luar planet, wkwkkw)
"Dari laporan operator satelite, ada peningkatan aktivitas disekitar Herodian Space Station... Archon mempertimbangkan hal dengan hati-hati. Menurutnya, Herodian mulai bergerak menuju Novus. Maksud dan tujuan masih belum bisa di pastikan, sih..."
Ashley duduk. Mungkin karena cape berdiri sambil menjelaskan "Archon mengirim pesawat pengintai ke sekitar HSS (Herodian Space Station). Sedikit sekali informasi yang kita terima. Namun cukup untuk membuktikan bahwa Herodian memang merencanakan sesuatu."
"Mungkin saja, mereka sudah bisa menemukan cara untuk menerobos penghalang New Novus ini..." Ashley menambahkan dengan nada rendah nyaris berbisik.
"Tapi.. ini terlalu cepat... apa Clear bisa menerimanya?" Regun berkata pelan. Dean menepuk pundak Regun "Setelah dipikir2 lagi, kok wa ngerasa Clear malah nggak sabar menantikan ini" Katanya sambil nyengir.
"Kalian pikir2... apa yang dirasakan cewe itu, kalau dihadapkan dengan kemungkinan ingatannya kembali? Apa takut? khawatir? atau senang?" Ashley menyandarkan tubuh kedepan sambil meletakan tiga crest diatas meja. Masing-masing berukirkan pedang, perisai, dan tongkat "Yang jelas, melindungi 'Valkyrie' adalah tugas kalian, para 'Einherjar'..."
Selasa, 17 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar